Gelar kehormatan tersebut merupakan visualisasi bunga padma (teratai) yang dapat hidup di tiga dimensi, yaitu tanah, air, dan udara
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi pemberian gelar kehormatan "Ksatria Padma Dharma Utama" kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dari Puri Ageng Blahbatuh Gianyar, Bali.

"Pemberian gelar kehormatan 'Ksatria Padma Dharma Utama' kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono sangatlah tepat," kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo di Jakarta, Rabu.

Terlebih, lanjut Bamsoet gelar kehormatan tersebut merupakan visualisasi bunga padma (teratai) yang dapat hidup di tiga dimensi, yaitu tanah, air, dan udara.

"Sehingga menjadi simbol bagi Panglima TNI untuk dapat menyatukan dan meningkatkan kesolidan tiga Matra TNI, yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara, dalam menjaga kedaulatan serta keutuhan NKRI," kata Bamsoet.

Prosesi penganugerahan dilaksanakan di Puri Ageng Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali, Selasa malam (21/2/23) yang diawali penyematan Pin Ksatria Padma Dharma Utama dari Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh, Anak Agung Ngurah Kakarsana.

Kemudian, dia mengingatkan saat ini TNI tengah dihadapkan pada berbagai tantangan yang lebih kompleks, canggih, dan lebih rumit seiring dengan laju perkembangan zaman. Oleh karena itu, TNI perlu makin mewaspadai ancaman yang merusak ideologi negara.

"Kedaulatan bangsa dan negara tidak boleh hanya bertumpu pada kekuatan fisik militer. Karena saat ini potensi ancaman hadir dalam berbagai aspek, baik ekonomi, sosial, budaya, politik, ideologi, dan berbagai ancaman lainnya yang bersifat soft power," katanya.

Bamsoet menjelaskan dunia saat ini sedang menghadapi perang generasi kelima, berupa peperangan siber dan informasi. Hal itu menjadikan ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia, tidak hanya sekadar ancaman peperangan militer, melainkan juga menyasar perang siber dan informasi.

Dampak yang dihasilkan dari perang generasi kelima kata dia bisa lebih dahsyat dibandingkan perang lainnya. Dengan kekuatan siber yang dikendalikan dari jauh, menurut dia sebuah negara bisa melumpuhkan objek vital negara lainnya, seperti pembangkit listrik, cadangan minyak, hingga operasional alutsista militer.

"Selain bisa juga membuat jaringan telekomunikasi dan internet di negara lain mati total, digital perbankan kacau, radar militer maupun penerbangan sipil tidak bisa digunakan. Karenanya, TNI harus mampu menjaga keutuhan NKRI dari semua serangan yang datang," ujar Bamsoet.
Baca juga: Bamsoet dukung penyelenggaraan Musyawarah Adat Nasional DPP Lemtari
Baca juga: Panglima TNI: Pembebasan pilot Susi Air dari KKB utamakan persuasif

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023